Merchant's Lane, Kafe Tersembunyi di Chinatown, Kuala Lumpur
Contents
Dari Taman Eko Rimba alias KL Eco Forest Park, kami naik Grab menuju Sentul. Balik ke Indonesia? Ya enggak, lah hehehe. Ini daerah Sentul di Kuala Lumpur, Malaysia.
Skip dulu tentang daerah ini. Akan saya ceritakan di postingan berikutnya. Tetapi, sebelum memutuskan ke sana, kami sempat agak galau. Mending makan siang dulu baru ke Sentul atau sebaliknya. Setelah sesaat menimbang-nimbang, kami memutuskan mending ke Sentul dulu baru makan siang.
Usai dari Sentul, kami naik Grab lagi menuju China Town. Jaraknya sekitar 10km-an, lah. Membutuhkan waktu kira-kira 20 menit sampai tujuan.
[Silakan baca: KL Forest Eco Park, Hutan di Tengah Kota Kuala Lumpur]
Hidden Gem in China Town
Tanda menuju Merchant's Lane
Mobil berhenti di titik lokasi yang sudah ditentukan. Tetapi, saya tidak melihat ada tanda-tanda kafe. Padahal saya sudah mengetik 'Merchant's Lane' saat order mobil.
Tanya ke drivernya juga gak tau di mana lokasi yang kami tuju. Jadi, saya lihat Google Maps lagi. Untungnya kali ini kami gak kesasar. Hanya harus berjalan lurus sekitar 200 meteran. Lihat sekitaran juga. Siapa tau ada tanda pentunjuk menuju Merchant's Lane.
[Silakan baca: Nyasar ke Paradigm Mall Gara-Gara Google Maps]
Rasanya gak berlebihan juga kalau saya berpendapat Merchant's Lane ini sebagai salah satu hidden gem. Tempatnya memang cukup tersembunyi. Bahkan gak ada tulisan besar yang menandakan di sana ada cafe.
Ada toko stationery besar di sebelahnya
Yang jelas terlihat justru toko stationery. Di samping toko ini ada pintu kecil berwarna hijau. Itulah pintu masuk Merchant's Lane *Mudah-mudahan kalau Sahabat KeNai ke sana, pintunya tetap berwarna hijau, ya hehehe.
Menunggu meja kosong
Ini juga meja dan kursi untuk menunggu
Back to Content ⇧
Cafe Hits di Kuala Lumpur dengan Suasana Vintage
Siang itu, Merchant's Lane penuh. Kami harus menunggu sekitar 30 menit supaya dapat tempat duduk. Meskipun lokasinya tersembunyi, tetapi kabarnya kafe ini memang sedang hits. Makanya meskipun suasa di luar terlihat sepi, tidak terlihat kendaraan parkir berdere-deret, tetapi di dalamnya ramai.
Dari pintu masuk, kami langsung berhadapan dengan tangga. Keunikan kafe ini gak hanya dari lokasinya yang tersembunyi. Tetapi, di dalamnya pun unik dengan suasana yang agak vintage.
Kafe ini berlokasi di ruko yang sudah tua. Beberapa tembok terlihat kumuh dan mengelupas, terutama di area tengah. Sepertinya memang sengaja dibiarkan seperti itu juga supaya terlihat semakin unik.
Ruang ber-AC hanya ada di bagian depan dekat tangga. 2 ruangan lainnya tidak ada AC. Kami dapat tempat di ruang paling belakang. Gak terlalu gerah meskipun tanpa AC. Tetapi, kalau ruang yang di tengah memang agak gerah.
Bila Sahabat KeNai kurang suka duduk di ruang tengah, mungkin karena suasana atau gerahnya, bisa minta ruang lain. Asalkan mau menunggu aja.
Awalnya, kami juga dapat tempat di tengah. Kemudian di area belakang ada pelanggan yang selesai. Kami pun oleh pramusahi ditawarkan mau tetap di tengah atau pindah ke belakang. Kami pun memilih di belakang.
Setelah mendapatkan tempat duduk, kami pun mulai order. Sistem order di sini, pramusaji gak datang ke meja. Pelangganlah yang harus datang ke kasir untuk memesan makanan dan langsung bayar. Kami sudah memilih makanan apa yang akan dipesan pada saat menunggu. Jadi, begitu dapat tempat duduk, gak pakai lama lagi milihnya.
Semua makanan yang kami pesan rasanya enak! Bumbunya enak, tingkat kematangannya juga pas, pokoknya gak mengecewakan. Suka banget sama rasa makanan di sini.
Di sini gak ada menu yang pakai nasi hehehe. Tetapi, tetap bikin kenyang banget karena setiap porsinya berukuran jumbo. Saya yang udah biasa gak makan banyak, jadi agak lama menghabiskannya. Kenyang banget, tetapi kalau gak dihabiskan pun sayang. Soalnya rasanya enak. Lagian mubazir lah kalau sampai gak dihabiskan.
Selesai makan, kami gak segera keluar dari sana. Masih pengen cobain kopi, snack, dan dessertnya. Apakah rasanya seenak main course? Apalagi kelihatan banyak pengunjung yang order dessert. Bikin kami semakin ingin mencicipi juga. Tetapi, mengingat porsinya yang jumbo, kami pilih makan bareng-bareng aja.
Back to Content ⇧
Tentang Menu di Merchant's Lane
Spaghetti Bolognese
Spaghetti Bolognese, RM25
Stir-fried red sauce spaghetti with Aussie minced beef
Spaghetti Bolognese di sini tampilannya bukan pasta yang disiram oleh saus. Tetapi, justru sudah diaduk rata. Sausnya pun gak luber. Ini membuat sausnya jadi menyerap ke pasta. Tentu aja rasanya pun lebih enak.
Back to Content ⇧
Hongkie Beef Stew
Hongkie Beef Stew, RM25
Slow cooked cantonese style beef served with mash and gravy
Hongkie Beef Stew ini ya bisa dibilang semacam semur daging sapi karena rasanya cukup mirip. Penampilannya memang gak cukup cakep untuk dianggap sebagai instagramable. Didominasi dengan warna coklat kehitaman. Di bagian bawah ada mashed potato, kemudian potongan daging sapi. Setelah itu disiram dengan gravy.
Meskipun gak instagramable, tetapi rasanya juara. Rempahnya lebih berasa dan menyerap banget ke daging. Teksturnya pun lembut. Gak akan bikin gigi jadi berantem ma daging saat dimakan, deh. Penyebabnya karena dimasak slow cook (kabarnya sampai memakan waktu 12 jam). Begitupun dengan gravynya. Udah pas banget perpaduannya.
Kalaupun ada yang agak gak nyambung itu sayurannya. Jadi kayak sekadar 'yang penting ada sayur'. Rasanya lumayan anyep. Mana potongannya lumayan besar. Mungkin kalau ditumis sedikit dengan bawang putih dan bawang bombay bisa lebih enak rasanya.
Back to Content ⇧
South China Sea
South China Sea, RM32
Grilled salmon served with 63℃ eggs, salsa, and housemade hash.
Bila Sahabat KeNai gak suka makan telur yang bagian kuningnya masih cair, mungkin akan agak merasa gimana ya lihat menu South China Sea. Tetapi, kalau kami gak masalah dengan sajian telur seperti itu. Cara makannya paling enak berbarengan. Paling gak, ikannya diolesin telur. Yuuuum!
Ukuran salmonnya juga gak becanda. Potongannya bikin kenyang. Rasa salsanya segar. Sedangkan hash-nya renyah. Hash adalah kentang yang dipotong berukuran korek api, kemudian digoreng hingga renyah.
Perpaduan yang unik. Ada segar, asin, dan gurih. Teksturnya pun ada yang kriuk hingga lembut.
Back to Content ⇧
KG. SG. Tua
Kg. Sg. Tua, RM32
Grilled salmon served with sweet potato mash, butter herb veggies, and masak lemak chilli padi sauce
"Mirip kayak lontong sayur, ya? Hehehe."
Saya gak tau apa singkatan dari Kg dan Sg untuk menu Kg. Sg. Tua. Tetapi, saat saya coba kuahnya memang langsung nyeletuk mirip lontong sayur. Ya mungkin karena berasa gurih dari santan dan warnanya kuning. Hanya saja kalau ini kuahnya gak banyak kayak lontong sayur.
Tentu aja hanya mirip di kuah. Salmon yang digrilled, mashed sweet potato, serta berbagai sayuran lainnya membuat menu ini semakin istimewa rasanya. Dari semua makanan yang kami order, menu ini yang paling mengenyangkan. Sepertinya karena ada santannya.
Back to Content ⇧
Port Klang
Port Klang, RM20
Asian inspired battered with deep-fried calamari, dori, and prawns served with sweet chilli sauce
Iced Caramel Latte, RM15
Iced Caramel Latte, RM15
Dari beberapa kuliner yang dipesan, Port Klang yang paling biasa aja. Gak aneh lah ya sama rasa calamari serta ikan dori dan udang yang digoreng tepung. Tidak terasa ada tambahan rempah apapun. Sebagai pelengkap hanya dikasih saus yang mirip saus thailand.
Back to Content ⇧
Better Than Sex
Better Than Sex, RM20
Pandan roti jala with melted cheese and our signature kaya toast flavoured ice cream & a drizzled of gula melaka sauce
Better Than Sex menjadi menu pilihan terakhir kami sebelum melakukan perjalanan berikutnya. Seperti Port Klang, kami makannya beramai-ramai karena sudah gak sanggup makan 1 porsi sendiri. Rasanya memang enak. Tetapi, apakah benar-bener better than ....? Hmmm ... mendingan cari tau sendiri hehehe.
Desserts di Merchant's Lane ada 2. Satunya bernama Kalau Aku Kaya". Kalau saya perhatiin, kebanyakan pelanggan saat itu banyak order Kalau Aku Kaya. Saya tau karena posisi kami duduk berdekatan dengan dapur. Jadi kelihatan makanan apa aja yang dipesan pelanggan. Kami tidak memilih dessert yang ini karena kalau lihat dari penampilannya kayaknya lebih banyak porsinya. Bakal gak sanggup menghabiskan karena udah pada kenyang.
Back to Content ⇧
Beverages
Iced Chocolate, RM14
Iced Organic Matcha Latte, RM15
Caramel Latte, RM13
Kami memesan beberapa macam minuman. Saya bahas yang kopi aja, ya. Rasa kopinya gak terlalu strong dan cukup creamy. Bila Sahabat KeNai pengen ngopi, tapi dengan rasa yang gak terlalu kuat kopinya bisa cobain ini.
Kalau air putih mah gratis. Ada botol-botol kaca beserta gelas yang disediakan di rak. Pelanggan tinggal ambil sendiri.
Di sana juga jual kue-kue yang dari tampilannya aja udah menggiurkan. Kayaknya kalau Merchant's Lane ada di Indonesia, saya bisa balik beberapa kali. Segala pengen dicobain. Tapi, perut udah memberi sinyal kekenyangan. Jangan sampai dipaksakan. Apalagi masih ada 2 lokasi lagi yang mau dikunjungi.
Back to Content ⇧
Merchant's Lane
150, Jalan Petaling
City Centre, 50000 Kuala Lumpur, Malaysia
Phone: +60 3-2022 1736
IG: @merchantslane
Operation hours:
- Weekdays 11.30 am - 10.00 pm (closed on Wednesday)
- Weekend 09.30 am - 10.00 pm
0 Komentar