Beberapa hari yang lalu saat sedang pusing dikejar deadline, tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor yang tidak kukenal. Biasanya sebelum mengangkat telepon aku nebak-nebak dulu siapa orang dibalik nomor tersebut.
Angkat ga ya ? angkat ga nih ? angkat aja deh.
A : “Assalamualaikum...” Sapa ku lebih dulu.
B : "Waalaikumsalam, halo ini Khairulleon yaa?” Tanya beberapa orang diseberang sana. Sepertinya mereka pakai mode speaker, lalu di dengerin ramai-ramai.
B : "Waalaikumsalam, halo ini Khairulleon yaa?” Tanya beberapa orang diseberang sana. Sepertinya mereka pakai mode speaker, lalu di dengerin ramai-ramai.
A : “Eh siapa nih ? rame amat” Aku bingung
B : “Selamat! kamu terpilih sebagai pemenang liburan ke Belitong! yaaay!” Teriak suara diseberang sana.
A : “eh apa, gimana ?” Aku makin bingung, Jangan-jangan ini modus penipuan.
B : “kita dari Kita.INA!” Oalah kita.INA toh, Akhirnya akupun sadar.
Yap! Kita.INA merupakna penyelenggara writing Competition yang aku ikuti bulan lalu.
Exited banget, pas lagi mumet-muemetnya dikejar deadline tiba-tiba dapet informasi menang lomba. Untuk kamu para pemburu lomba pasti tau deh gimana rasanya menang haha.
Jadilah seminggu setelahnya aku berangkat ke Belitong. Yaaay!
TIDAK TIDUR DEMI PESAWAT
Berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, aku harus sampai di bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 04.00 pagi. Sedangkan jarak tempuh dari Bogor ke Bandara menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Itu artinya aku tidak boleh tidur malam, sebab aku orangnya kebluk, kalo udah tidur susah bangun muehe.
Sampai di bandara aku langsung bertemu dengan kedua rekanku yang merupakan pemenang sepertiku, yaitu Kang Bastian dari Bandung dan Mas Hendi dari Banjarnegara.
Waktu menunjukkan hampir pukul 5 pagi, kami memutuskan untuk shalat subuh terlebih dahulu. Setelah itu dilanjutkan check in bersama mbak-mbak dari pihak Kita.INA yang kebetulan baru datang, yaitu mbak Ajeng dan mbak Diyang.
BANDARA SOEKARNO HATTA – BANDARA TANJUNG PANDAN
Setelah Check In Boarding Pass kami langsung menuju pesawat tanpa perlu menungu di Gate. Menyenangkan sekali naik pesawat tanpa delay, bahagia itu sederhana.
Setelah kurang lebih 45 menit terombang ambing diudara, akhirnya kami sampai di Bandara Tanjung Pandan atau nama lainya H.AS. Hanandjoeddin, Belitong. Beruntung sekali cuaca hari itu sangat cerah, malah kelewat cerah. Sampai-sampai aku harus menyipitkan mata karna silau oleh matahari.
FYI, Selama ini mungkin kita menyangka bahwa Bangka Belitung merupakan satu pulau yang sama, padahal sebenarnya berbeda loh. Bangka ya Bangka sedangkan Belitung ya Belitung.
Oleh karna itu, di Bangka Belitung terdapat dua bandara yang berbeda, yaitu Bandara H.AS. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan dan Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang.
Walaupun keduanya memiliki destinasi wisata yang menarik, tetapi keduanya memiliki jarak yang lumayan jauh. Jadi pastikan kamu tidak salah saat booking tiket pesawat ya. Sebab pernah kejadian ada orang yang ingi berlibur ke Belitung tapi malah membeli tiket pesawat arah Bangka. Wah bisa berantakan deh liburanya.
Adapun maskapai kami mendarat di Bandara Tanjung Pandan. Yap kami memilih Belitong sebagai destinasi kami. Karna hanya Belitonglah segala hal tentang Laskas Pelangi dapat kami jumpai.
MIE BELITONG
Sebelum keluar dari Bandara Tanjung Pandan kami berfoto sejenak di salah satu spot sambil menunggu kang Bastian mengambil bagasi.
Setelah puas berfoto ria kami langsung disambut oleh seorang guide bernama Mas Rangga yang sudah menunggu di luar Bandara. Beliaulah yang akan menemani kami menjelajah Belitong sampai 3 hari kedepan.
Sepanjang perjalanan di Belitong terasa sangat mulus, rapih dan bersih. Kapasitas kendaraan di Belitong juga masih sedikit sehingga polusinya masih segar dan tidak ada istilah macet.
Berbeda halnya dengan jakarta atau Bogor di jam-jam sibuk seperti ini pasti jalan raya ramai oleh kendaraan, senggol dikit bacok.
Tidak beberapa lama perjalanan kami berhenti di rumah makan 'Mie Belitung Atep'.
“Rumah makan ini terkenal loh, disini kita akan makan mie khas Belitong” Ujar mas Rangga.
Akupun langsung memesan sepiring Mie Belitong dan segelas teh manis hangat. Terlihat di sekitar dinding terdapat bingkai foto para artis dan tokoh masyarakat yang pernah makan disini. Benar kata Mas Rangga, rumah makan ini sangat terkenal.
Aku sarankan jika kamu berlibur ke Blitong cobalah makan Mie Beliton, belum lengkap rasanya jika ke Belitong tapi tidak makan mie khas Belitong ini.
AKHIRNYA SAMPAI JUGA DI SEKOLAH LASKAR PELANGI !
Setelah mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan menuju Sekolah Laskar Pelangi. Untuk menuju lokasi ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan.
Cuaca di luar sangat panas, Padahal Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi tapi rasanya seperti jam 12 siang. malas sekali rasanya harus keluar dari mobil.
Tidak beberapa lama bangunan sekolah laskar pelangi terlihat dari sisi jalan. Seketika panas matahari seakan hilang. Dengan tergesa-gesa, aku langsung berlari kecil menuju sekolah tersebut, Sekolah Laskar Pelangi.
Aku yakin hampir seluruh rakyat Indonesia pasti pernah membaca novel atau menonton film Laskar Pelangi. Sehingga kita tidak akan asing dengan wujud Sekolah Laskar Pelangi alias SD Muhammadiyah Gantong yang sangat fenomenal itu.
Bangunan ini memang biasa-biasa saja, sederhana, tidak ada yang spesial. Tetapi sejarah dibalik sekolah inilah yang membuatnya istimewa. Terlihat selama berada disini banyak sekali wisatawan yang berdatangan. Semakin siang semakin panas tapi juga semakin ramai.
Disekitar bangunan sekolah terhampar pasir putih yang sangat lembut. Bahkan lebih lembut dari tepung terigu. Cobalah pegang pasirnya jika kamu berkunjung kesini.
Ada rasa haru ketika memasuki 2 ruang kelas beralaskan pasir tersebut. Sekilas aku jadi teringat kembali adegan Bu Muslimah mengajar 10 murid mungil kesayanganya saat di film Laskar Pelangi.
Teringat saat ikal, lintang dan teman-temanya saling bercengkrama. Teringat saat Mahar sebagai tokoh favoriteku dengan merdunya menyanyikan lagu Bunga Seroja sambil memetik ukulele usangnya.
Tepat didepan Bangunan Sekolah terdapat papan nama bertuliskan ‘Replika Sekolah Laskar Pelangi’. Padahal menurutku, jika tulisan ‘replika’ nya tidak ditulis mungkin akan terkesan lebih menarik.
Atau boleh saja menuliskan kata ‘replika’ tetapi tidak perlu terlalu besar, dengan begitu Wisata Sekolah Laskar Pelangi akan terasa lebih real. Iya tidak ?
Setelah puas mengelilingi setiap sudut sekolah Laskar Pelangi, pengunjung dapat membeli beberapa buah tangan yang banyak di jual di dekat pintu masuk.
Disini juga terdapat beberapa fasilitas penunjang yang komplit seperti tempat parkir yang luas, rumah makan, galeri lukis, kamar mandi dan tempat shalat. Untuk tiket masuk sendiri dihargai Rp. 3000 rupiah saja.
Beberapa orang mungkin ada yang mengeluh karna objek wisata ini hanya sekedar bangunan tua, reot dan hanya ‘replika’ saja. Tetapi kalau kita berfikir lebih positif kawasan ini instagramable untuk koleksi foto yang ciamik.
Saran dariku, untuk mendapatkan foto yang bagus datanglah saat pagi atau sore hari saat pengunjung tidak terlalu ramai. Selain cuacanya bagus juga tidak terlalu mengantri.
Bagaimana, tertarik berkunjung ke Sekolah Laskar Pelangi yang sangat melegenda ini ?
Jangan lupa tonton VLOG DAY 01 selama aku di Belitong. Dalam VLOG ini tidak hanya Sekolah Laskar Pelangi yang aku kunjungi tapi juga Museum Andrea Hirata, Kampung Ahok, Klenteng Dewi Kuan Im, Pantai Burung Mandari dan Berburu sunset di Pantai Tanjung Dalem.
Selamat Menyaksikan, jangan lupa tinggalkan like, comment dan subscribe supaya aku bisa lebih semangat travelingnya wk.
Selamat Menyaksikan, jangan lupa tinggalkan like, comment dan subscribe supaya aku bisa lebih semangat travelingnya wk.
Replika Sekolah Laskar Pelangi, Alamat: Jalan Laskar Pelangi, Pulau Belitung Timur 33462, Indonesia
0 Komentar